SMP Ulul Albab Candipuro

Bermain Layangan dan Sampah Berserakan di Lapangan Wringinan

Ranubedali,- Lapangan desa yang ada di Dusun Wringinan merupakan tanah bengkok pada masa pemerintahan (periode) tahun 2013, baru kemudian di periode selanjutnya tata gunanya tak jelas dikarenakan problem desa yang tak berkesudahan titik terangnya.

Begitulah ungkap Syarif Efendi, warga desa Wringinan saat dikunjungi mahasiswa KKN 2021 IAI Syarifuddin posko 7 Desa Ranubedali di rumahnya. 

"Sekarang rerumputannya tak terawat, fungsi sebagai lapangan sepak bola pun tak jelas arahnya," ungkapnya. 

Menurut cerita masyarakat sekitar dulu sepat juga dipakai untuk kerapan sapi selain itu kegiatan apapun yang dilaksanakan di lapangan tersebut terjadi atas kemauan kepala desa.

"Namun setelah sering dipakai untuk kerap sapi dan juga dipakai untuk lomba layang-layang hingga sekarang," jelas Pak Syarif.

Dulu, lapangan Wringinan itu sangat indah dan terkenal dengan rerumputan yang begitu lebat, sering digunakan untuk turnamen sepak bola antar desa juga. Namun, sekarang soal kebersihan pun tidak ada yang urus, banyaknya sampah yang berserakan dan juga kurangnya penerangan saat malam hari. 

Soal kepemilikan tanah juga tak begitu jelas sampai saat ini, namun masyarakat yang hobi main layang-layang di sana tak memperdulikan soal kepemilikan dan fungsi utama dari lapangan tersebut. 

"Kasun dusun Wringinan pun hingga sekarang masih mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan kebenaran dan hak milik dari tanah lapangan tersebut," pungkasnya. 

Pewarta: Bagus Ainul Yakin | Editor: M Hasyim Azhari